Tuesday, November 28, 2006

Saya Bukan Pengemis

Begitulah kira-kira yang terucap oleh seorang nenek berbaju lusuh. Ketika itu, nenek tersebut sedang tiduran beralas koran di emperan toko, sekitar kurang dari jam dua siang.

Saat itu saya sedang bersilaturahmi ke rumah teman di Jogjakarta. Daerah Gentan lebih tepatnya. Memang sih lebaran sudah lewat sebulan yang lalu. Tapi yah, berhubung blognya barusan dibikin, jadilah sekarang baru dipost ^_^a

Saat itu, selepas shalat dhuhur, saya melihat seorang nenek yang sedang tiduran seorang diri di emperan toko yang sedang tutup. Sekilas, siapapun pasti mengira bahwa nenek itu termasuk salah satu pengemis. Bagaimana tidak, penampilannya memang tidak berbeda dengan pengemis-pengemis lain. Bahkan bisa dibilang lebih lusuh.

Ketika saya hampir dekat, datang sebuah mobil dan parkir dekat pengemis tersebut tidur. Rupanya keluarga pemilik mobil tersebut hendak membeli buah-buahan di seberang toko tempat pengemis tersebut tidur. Buat oleh-oleh mungkin. Karena mendengar suara mobil didekatnya, nenek tersebut terbangun. Seorang wanita, mungkin ibu dari keluarga pemilik mobil tersebut, memberikan beberapa lembar uang kepada nenek tersebut. Cukup besar untuk sekedar diberikan kepada pengemis. Tak disangka, nenek tersebut menolak. Beliau bilang, yang kira-kira kalau diartikan, "Maaf, nduk. Saya memang miskin. Saya memang gelandangan. Tapi bukan berarti saya pengemis yang bisanya cuma minta-minta", sambil mengembalikan uang tersebut kepada wanita tadi.

Saat itu saya tertegun. Bahkan seorang nenek, yang masih punya keluarga untuk dihidupi, bahkan menolak untuk dikasihani dengan diberi uang. Beliau lebih suka dibayar untuk melakukan suatu pekerjaan daripada berhutang budi pada orang lain. Begitu kontras dengan banyak orang yang masih suka mengambil hak orang lain walaupun sebenarnya kekayaan mereka lebih dari cukup. Benar-benar sebuah pelajaran berharga bagi saya agar selalu menjaga amanah berupa kewajiban sebelum menuntut hak. Bagaimana dengan anda?